Sebuah terobosan ilmiah menakjubkan datang dari Italia, di mana sekelompok ilmuwan dari Universitas Roma berhasil “membaca” mimpi seseorang dengan menganalisis aktivitas otak saat tidur. Dengan memanfaatkan teknologi neuroimaging canggih dan kecerdasan buatan, para peneliti mampu mencocokkan pola gelombang otak dengan rangkaian citra visual yang kemungkinan besar dialami saat bermimpi. Metode ini melibatkan pemantauan otak menggunakan fMRI dan EEG, diikuti dengan wawancara langsung setelah tidur untuk memverifikasi kecocokan mimpi. Hasilnya mengejutkan: tingkat akurasi deskripsi mimpi mencapai 60-80%, terutama dalam mengenali objek seperti manusia, binatang, atau tempat. Penelitian ini membuka jendela baru dalam dunia neurologi dan psikologi, terutama dalam memahami alam bawah sadar dan potensi terapi untuk gangguan tidur seperti mimpi buruk atau insomnia. Teknologi ini juga memicu perdebatan etis, karena jika terus dikembangkan, bukan tidak mungkin mimpi bisa diarsipkan atau bahkan divisualisasikan seperti film pendek di masa depan. Meski masih dalam tahap awal, keberhasilan ini menjadi langkah besar menuju pemahaman lebih dalam tentang misteri mimpi, dunia tersembunyi yang selama ini hanya kita kenal dalam ingatan samar saat terbangun.